Tuesday, July 9, 2019

Analisis Pembiayaan atau Analisis Kredit


Analisis pembiayaan usaha atau analisis kredit merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur ataupun menilai kemampuan suatu usaha tertentu dalam mencapai keberhasilan keberlangsungan usaha kemasa yang akan datang (dalam hal ini menilai pemanfaatan sumber daya yang ada pada suatu usaha tertentu serta mengukur kemampuan usaha dalam menghasilkan profit dari waktu ke waktu). Sumber daya yang dimaksud yaitu seperti tanah, bangunan, bahan baku yang tersedia, dana, hingga sumber daya manusia/jumlah pekerja yang dimilki dalam menunjang kerberlangsungan usaha tersebut sedangkan profit adalah kemampuan dalam menghasilkan laba usaha. Dalam dunia perbankan analisis pembiayaan ini merupakan hal yang paling utama dalam menentukan layak tidaknya suatu usaha untuk dibiayai oleh suatu bank. Sering sekali ditemukan oleh pihak perbankan bank, masyarakat yang mengajukan pinjaman/pembiayaan tidak memiliki pencatatan ataupun pembukuan dan hanya mengandalkan ingatan saja sehingga pihak bank kesulitan untuk mengukur sumber daya usaha (dana, bahan baku yang tersedia saat ini) serta profit usaha. Berdasarkan pengalaman tersebut disarankan masyarakat yang memiliki usaha agar memilki pencatatan pembukuan setidaknya pembukuan sederhana yang berisikan pendapatan maupun pengeluaran saja dan kuitansi pembelian maupun penjualan seperti bon sesederhana apapun itu agar tetap disimpan dikarenakan pihak bank akan meminta terutama apabila usaha tidak memiliki jurnal pencatatan dan pembukuan. Dalam blog ini saya akan membagikan yang umum digunakan pihak perbankan dalam menyusun proposal pengajuan pembiayaan usaha atau analisis pembiayaan/kredit usaha namun perlu saya jelaskan disini format penyusunan tidak selalu sama diseluruh perbankan bank dikarenakan beda bank pasti beda kebijakan dan metode analisis namun intinya adalah sama untuk mengukur kelayakan pembiayaan/kredit usaha. Adapun tujuan saya membagi pengalaman ini agar dapat menjadi referensi yang berharga bagi masyarakat terutama untuk kalangan akademisi dapat menjadi bahan referensi penelitian, praktisi dan masyarakat umum dapat menjadi bahan referensi sebelum mengajukan pinjaman ke pihak perbankan atau bank negeri maupun swasta dan dianjurkan selalu berkonsultasi dengan Account Officer bank atau petugas bank sebelum mengajukan pinjaman.

Istilah Bank (Analisis 3Cs atau 3C)

Sebelum masuk dalam pembuatan proposal pembiayaan kredit bank alangkah baiknya mengerti dalam istilah perbankan bank agar dapat memahami dasar pembuatan proposal tersebut.
Agar dapat melakukan analisis kredit yang baik Accout officer atau petugas bank harus memperhatikan seluruh aspek yang mempengaruhi kemampuan calon nasabah mengembalikan fasilitas kredit yang diterimanya dengan kata lain mengukur kemampuan calon nasabah membayar kewajibanya yaitu angsuran perbulannya sesuai masa atau kontrak yang telah disepakati dengan pihak bank.
Dasar untuk mengukur kemampuan dan kemauan calon nasabah membayar kembali fasilitas kreditnya yaitu yang digunakan oleh pihak bank yang dikenal dengan istilah 3Cs atau 3C yang terdiri dari :
1.       Character, pihak bank hanya akan memberikan fasilitas kredit kepada debitur yang memiliki karakter dan reputasi yang baik. Hal ini dilakukan pihak bank melalui petugas bank dengan mewawancarai nasabah terlebih dahulu namun tidak semua petugas bank memiliki kemampuan membaca karakter setiap calon nasabah sehingga pihak bank melakukan dengan cara mencari informasi mengenai calon nasabah melalui sumber informasi seperti internet, Koran, majalah, dan yang paling akurat dengan melihat melalui trade checking atau biasa disebut BI Checking (relasi bisnis, bank lain, kreditur lama, pelanggan atau supplier) seluruh riwayat pinjaman lama maupun  baru dari tahun ke tahun akan terlihat dalam history BI checking. Sebaiknya calon nasabah jujur dalam memberikan informasi kepada petugas bank agar fasilitas kredit diterima oleh pihak bank. Jujur, kooperatif, keseriusan dan komitmen merupakan watak yang dibutuhkan bank untuk menjamin kelancaran pengembalian kredit yang diberikan bank.
2.       Capacity, pihak bank melihat kemampuan calon nasabah menghasilkan laba melalui usaha yang dijalankannya atau kemampuan calon nasabah menjalankan aktivitas produksi, pemasaran, dan pengefisiensian biaya, sehingga calon nasabah dapat menghasilkan laba dan cash flow untuk mengangsur fasilitas kredit yang diterimanya. Kemampuan menghasilkan pendapatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, pengalaman usaha, umur, kesehatan jasmani dan rohani dan aspek pribadi lainnya namun sangat dibutuhkan dalam mengukur kemapuan usaha yaitu dukungan laporan keuangan (pembukuan atau pencatatan) usaha dikarenakan dapat dengan mudah melihat kinerja usaha dalam mengahasilkan profit. Berdasarkan pengalaman tersebut disarankan masyarakat yang memiliki usaha agar memilki pencatatan pembukuan setidaknya pembukuan sederhana yang berisikan pendapatan maupun pengeluaran saja dan kuitansi pembelian maupun penjualan seperti bon sesederhana apapun itu agar tetap disimpan dikarenakan pihak bank akan meminta terutama apabila usaha tidak memiliki jurnal pencatatan dan pembukuan.
3.       Collateral, pihak bank ingin meminimalisir resiko ketidak sanggupan calon nasabah menyelesaikan fasilitas kreditnya atau kemacetan dalam membayar angsuran kredit dengan meminta calon nasabah agar menitipkan berupa jaminan surat berharga seperti sertifikat tanah, property, perumahan/rumah, kendaraan, dan sebagainya atau sebagai sumber pembayaran pinjaman kedua setelah cash flow yang diperoleh calon nasabah. Pada dasarnya bank dan calon nasabah tidak mengharapkan suatu kredit akan berakhir dengan eksekusi jaminan, karena kredit yang diberikan kepada calon nasabah diharapkan dapat membantu calon nasabah mengembangkan usaha dan memperoleh profit dengan baik.
Apabila ketiga analisis 3C di atas dimiliki oleh calon nasabah pihak bank tidak akan ragu memberikan fasilitas kredit (pinjaman) kepada calon nasabah, namun jika salah satu dari analisis 3C tersebut minus (atau belum memadai) menurut pihak bank maka pihak bank akan mempertimbangkan terutama apabila capacity dan collateral minus kemungkinan diterimanya pengajuan fasilitas masih ada, tergantung calon nasabah dapat meyakinkan pihak bank atau berkomitmen sanggup dalam mebayar kewajiban fasilitas kreditnya kepada bank. Salah satu cara calon nasabah meyakinkan pihak bank yaitu dengan meningkatkan jumlah uang yang ditanamkan oleh calon nasabah untuk menjalankan usahanya atau kepemilikan harta operasional. Tidak untuk character apabila minus pihak bank akan menolak pengajuan pinjaman tidak adanya pertimbangan khusus untuk calon nasabah tersebut dengan istilah bank sebagai dangerous risk.

Pembuatan Proposal atau Laporan Proposal Pembiayaan Usaha

Berdasarkan analisis 3C di atas pihak bank menyusun laporan pembiayaan dengan bentuk penjabaran sesuai dengan hasil interview dengan nasabah, trade checking, BI checking dan kondisi usaha dan informasi lainnya yang dibutuhkan maka  terbentuklah laporan pembiayaan seperti berikut :









Sunday, October 4, 2015

Study Kasus

Soal  1. 

       Dengan menggunakan metode Anova-Oneway

       Seorang peneliti melakukan penelitian mengenai rata-rata harga jual 3 buah merk mie instan di beberapa
supermarket di Yogyakarta. Harga mie instant di supermarket Yogyakarta diketahui berdistribusi normal. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :


Harga (dalam ratus rupiah)
Merek A
Merek B
Merek C
57
51
42
53
44
48
58
47
44
49
50
45
Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% ujilah hipotesis bahwa tidak ada perbedaan harga ketiga merek tersebut.

Soal 2. 


      Dengan menggunakan metode Regresion

     
Sebuah pabrik ingin menguji apakah lamanya jam kerja dan lama istirahat karyawan akan mempengaruhi jumlah barang yang dihasilkan. Diasumsikan data yang diperoleh berdistribusi normal. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :



Jumlah Barang (Unit)
Lama Istirahat (Jam)
Jam Kerja
4
1
5
4
1
6
5
1
5
7
0.5
8
6
2
8
8
1
10
7
0.5
7
3
1
3
6
0.5
6
10
2
12
Petanyaan :
  1. Dengan persamaan regresi tentukan estimasi jumlah barang yang dihasilkan jika jam kerja karyawan menjadi 14 jam dan lama istirahat karyawan menjadi 3 jam.
  2. Lakukan pengujian untuk mengetahui apakah jam kerja dan lama istirahat karyawan pabrik berpengaruh  secara signifikan terhadap jumlah barang yang dihasilkan. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%.
Soal 3. 

       Dengan menggunakan metode Korelasi

     Sebanyak 6 karyawan digunakan sebagai sampel untuk menguji apakah terdapat korelasi antara skor test pelatihan dengan volume penjualan. Diasumsikan skor test dan volume penjualan berdistribusi normal. Data yang diperoleh adalah sebagi berikut :
 

Skor Test
Volume Penjualan (unit)
5,2
64
5,4
60
6
72
6,4
74
5,3
70
4,8
50
5,6
62
5,8
65
6,2
73
6,8
78
Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% ujilah hipotesis bahwa terdapat korelasi positif antara skor tes dan volume penjualan.

Study Kasus

Soal  1.         Dengan menggunakan metode Anova-Oneway        Seorang peneliti melakukan penelitian mengenai rata-rata harga jual 3 buah...